RSS

Diin (Agama/Keruhanian) dan Cara Mensikapi Dunia

Diin (agama/keruhanian) dan dunia tidak dapat bersatu di satu tempat. Kecuali dalam kondisi Allah menghendaki, maka Dia dapat menjadikan fitrat seseorang menjadi tangguh (gigih) sedemikian rupa, sehingga dengan kesibukannya dalam urusan-urusan dunia pun orang itu dapat mendahulukan agamanya. Ada juga orang-orang yang demikian.

Ada uraian tentang seseorang di dalam buku Tadzkiratul Aulia. Orang itu sibuk dalam urusan dagang senilai jutaan rupiah. Seorang waliullah melihatnya, dan memandangnya dengan pandangan kasyaf maka sang waliullah itu pun mengetahui bahwa orang tersebut walau sedemikian rupa dalam urusan perdagangannya, tetapi satu detik pun dia tidak pernah lalai terhadap Allah Ta’ala.

Mengenai orang demikian Allah Taala berfirman: "[Rijaalun] laa tulhiihim tijaaratun wa laa bai’un ['an dzikrillaah] - [Mereka adalah laki-laki] yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual-beli [dari mengingat Allah] - An-Nuur, 38). Dan kehebatan [seorang] manusia adalah, dia tetap sibuk dalam urusan-urusan duniawi namun tetap saja dia tidak melupakan Allah.

Sungguh tidak bergunalah seekor bagal (kuda beban) yang langsung terduduk tatkala dimuati beban, tetapi ketika kosong dia dapat berjalan melenggang. Ia tidak layak dipuji. Seorang faqir yang gentar terhadap pekerjaan-pekerjaan duniawi lalu menjadi petapa, dia memperlihatkan suatu kelemahan.

Di dalam Islam tidak ada rahbaniyyat (meninggalkan dunia dan mengurung diri hanya untuk beribadah saja -pent.). Saya tidak pernah mengatakan agar [kalian] meninggalkan istri-istri dan anak-anak, serta meninggalkan urusan-urusan duniawi. Tidak. Justru seorang pegawai hendaknya menjalankan tugas-tugas kepegawaiannya. Seorang pedagang, hendaknya memenuhi tugas-tugas perniagaannya, namun utamakanlah diin (agama/keruhanian).

Contohnya ada di dunia ini. Para pedagang dan pegawai, walaupun mengerjakan perniagaan dan tugas kepegawaian mereka dengan sangat baik, tetap saja mereka mempunyai istri dan anak­-anak. Mereka memenuhi hak-hak anak-istri secara merata. Demikian pulalah, seorang manusia dapat memenuhi hak-hak Allah Ta’ala beriringan dengan segenap kesibukan tersebut. Dan manusia dapat menjalani hidupnya sangat baik dengan mendahulukan diin (agama/keruhanian) daripada dunia.

Dengan Allah Ta’ala manusia memiliki hubungan fitrati. Sebab di hadapan Allah Ta’ala ketika ditanya, “alastu birabbikum (bukankah Aku Tuhan-mu?), fitrat manusia telah melontarkan ikrar qaluu balaa (benar, mengapa tidak).

Ingatlah, seseorang yang mengatakan, "Pergilah ke hutan belantara dan dengan demikian jauhlah kekotoran-kekotoran dunia, lalu beribadatlah kepada Tuhan," [berarti] dia takut terhadap dunia lalu melarikan diri dan memilih sikap yang tidak jantan.

Lihat, mesin lokomotif adalah benda mati yang menarik ribuan orang bersamanya, dan mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Maka sangat disayangkan atas makhluk hidup yang tidak dapat menarik siapa pun bersamanya.

Allah Ta’ala telah menganugerahkan kekuatan-kekuatan (potensi-potensi) besar pada manusia. Di dalam diri manusia telah ditanamkan sebuah khazanah kekuatan oleh Allah Ta’ala. Tetapi manusia dengan malas menyia-nyiakan kekuatannya, dan oleh perempuan pun terlampaui.

Ini merupakan suatu ketentuan, bahwa kekuatan-kekuatan (potensi-potensi) yang tidak dipergunakan, lambat-laun akan menjadi lenyap. Jika selama 40 hari seseorang tinggal dalam kegelapan maka cahaya matanya akan menjadi lenyap (buta).

Ada seorang saudara kami. Pembuluh darahnya robek maka petugas operasi mengatakan supaya jangan menggerakkan tangan. Karena terlalu hati-hati, dia betul­-betul tidak menggerakkan tangan. Akibatnya, setelah 40 hari tangan itu pun kaku sama­-sekali.

Kekuatan (potensi) manusia – ruhani mau pun jasmani – selama tidak dipergunakan, tidak akan dapat berkembang.

Sebagian orang ada yang percaya bahwa seseorang yang benar­-benar memanfaatkan kekuatannya (potensinya) maka umurnya pun akan panjang. Tanpa fungsi (gerak) maka manusia akan menjadi mati. Jika tidak berfungsi maka yang timbul adalah bencana. “
H.M.G.A
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

wongcrewchild mengatakan...

nambah umur sambil silaturahim...;)

Abdul Hafidz Bahansubu mengatakan...

sering2 aja berkunjung pak insyaAllah dipastikan umur bertambah..hehehe
ini juga boleh
mutiasiddiqa.blogspot.com
hehehehee..

Posting Komentar