Argumentasi yang akan aku sampaikan berikut ini mungkin sepertinya tidak berguna karena ditujukan kepada umat Kristiani sedangkan mereka tidak menganut apa yang dikatakan Al-Quran dan Hadith mengenai permasalahan ini. Namun aku akan menyampaikannya juga karena aku ingin umat Kristiani mengetahui mukjizat dari Al-Quran kita dan Rasulullah s.a.w. dan menjelaskan kepada mereka kebenaran yang telah diungkapkan beratus tahun yang lalu. Salah satunya adalah ayat dimana Allah s.w.t. berkata: ‘. . . mereka (orang Yahudi) tidak membunuhnya (Yesus) dan tidak pula mematikannya di atas salib, akan tetapi ia disamarkan kepada mereka seperti telah mati di atas salib. Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih dalam hal ini niscaya ada dalam keraguan tentang ini; mereka tidak mempunyai pengetahuan yang pasti tentang ini melainkan menuruti dugaan belaka dan mereka tidak yakin telah membunuhnya. (S.4 An-Nisa: 158)
Dalam ayat di atas Allah yang Maha Kuasa menyatakan bahwa walaupun benar Yesus a.s. disalibkan dan umat Yahudi itu begitu bernafsu untuk membunuh beliau, tetapi adalah salah jika umat Yahudi atau pun Kristiani menganggap beliau benar-benar telah wafat di kayu salib. Tidak demikian, karena Tuhan telah menciptakan kondisi-kondisi yang menyelamatkan Yesus dari kematian di kayu salib. Kalau kita renungkan, kita harus mengakui kebenaran yang dikemukakan Al-Quran yang bertentangan dengan keyakinan umat Yahudi dan Kristiani umumnya. Penelitian-penelitian modern sudah membuktikan kalau Yesus selamat dari kematian di salib. Penelitian atas naskah-naskah mereka menunjukkan umat Yahudi tidak pernah bisa menjawab pertanyaan: ‘Bagaimana mungkin Yesus wafat dalam waktu dua atau tiga jam sedangkan tulang-tulangnya tidak diremukkan?’ Kenyataan itu menyebabkan umat Yahudi mencari dalih lain yaitu mereka telah membunuh beliau dengan pedang, padahal sejarah masa lalu bangsa itu tidak ada mencatat kejadian tersebut. Kekuasaan dan kejalalan Yang Maha Abadi telah menciptakan kegelapan di bumi untuk menyelamatkan Yesus a.s. Pada waktu itu terjadi pula gempabumi. Isteri Pilatus mendapat mimpi sehingga gubernur Pilatus cenderung ingin melepaskan Yesus. Saat itu Sabat sudah hamper sampai. Semuanya ini oleh Allah s.w.t dimunculkan pada saat bersamaan guna menyelamatkan Yesus. Beliau sendiri dipingsankan agar dikira sudah mati. Tanda-tanda menakutkan seperta gempa bumi dan kegelapan itu telah menimbulkan sifat pengecut dan ketakutan di hati umat Yahudi disamping ketakutan akan hukuman samawi. Mereka juga takut meninggalkan orang tergantung di salib pada malam Sabat. Karena gelap dan gempa itu timbul kegemparan di antara mereka. Mereka merisaukan keadaan di rumahnya masingmasing, bagaimana anak-anak mereka dalam keadaan gelap dan adanya gempa bumi tersebut. Mereka melihat Yesus yang pingsan sebagai orang yang sudah mati. Hati mereka terguncang hebat karena jika orang itu pembohong dan kafir, mengapa muncul tanda-tanda luar biasa demikian pada saat penderitaannya? Demikian risaunya mereka sehingga mereka tidak bisa berfikir jernih guna memastikan apakah Yesus benar sudah wafat. Semuanya ini adalah rekayasa samawi untuk menyelamatkan Yesus. Hal inilah yang tersirat dari ayat ‘mereka (orang Yahudi) tidak membunuhnya (Yesus) dan tidak pula mematikannya di atas salib,’ dimana Allah s.w.t. menanamkan keyakinan di hati mereka bahwa mereka telah berhasil membunuh beliau.
Keadaan ini menguatkan keimanan mereka yang saleh kepada Allah s.w.t. karena Dia bisa menyelamatkan hamba-Nya dengan cara apa saja. S.3 Ali Imran:46 2 Al-Quran juga menyampaikan ayat yang menyatakan: ‘. . . namanya Al-Masih Isa ibnu Maryam yang dimuliakan di dunia dan di akhirat dan ia adalah dari antara orang-orang dekat kepada Allah (S.3 Ali Imran:46)
Berarti Yesus tidak saja dihormati dan dimuliakan dalam pandangan manusia awam tetapi juga di akhirat. Yang jelas beliau tidak ada dimuliakan di negeri raja Herodes dan Pilatus, bahkan beliau dianggap manusia rendah. Kalau ada yang menyatakan bahwa beliau akan dimuliakan saat kedatangan beliau yang kedua kali ke bumi adalah suatu pandangan tidak berdasar. Hal itu bertentangan dengan kitabkitab suci dan hukum samawi yang abadi. Lagi pula tidak ada bukti yang menguatkan.
Yang benar adalah, karena Yesus selamat dari cengkeraman orangorang terlaknat itu, beliau sampai ke daerah Punjab yang mendapat kehormatan dengan kunjungan beliau itu, Tuhan telah memberikan kemuliaan agung kepadanya karena disinilah beliau bertemu dengan sepuluh suku bangsa Israel yang hilang. Rupanya pada waktu itu orang-orang Israel ini telah beralih menganut agama Buddha dan bahkan jadi penyembah berhala. Namun dengan kedatangan Yesus, sebagian besar dari mereka telah kembali ke jalan yang benar, dan karena adanya ajaran Yesus yang mengkhabarkan kedatangan seorang Nabi, maka kesepuluh suku bangsa Israel yang dikenal sebagai bangsa Afghan dan Kashmiri, pada akhirnya memeluk agama Islam. Jadi Yesus a.s. memperoleh kemuliaan agung di negeri-negeri ini.
Belum lama ini ditemukan sebuah mata uang logam di daerah Punjab tersebut yang bertuliskan nama Yesus dalam aksara Pali. Mata uang itu berasal dari zaman Yesus a.s. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus memang sampai di negeri ini dan mendapatkan penghormatan dari rajanya karena mata uang logam itu pasti dikeluarkan oleh seorang raja yang menjadi pengikut Yesus. Ada mata uang logam lainnyabergambar orang Israel yang rupanya gambar Yesus. Dalam Al-Quran pun ada ayat yang menyatakan bahwa Yesus diberkati Allah s.w.t. kemana pun beliau pergi (S.19 Maryam : 32)
Jadi adanya mata-mata uang logam tersebut menunjukkan kalau beliau memang diberkati Tuhan dan sebelum wafatnya memperoleh penghormatan dari seorang raja. Begitu pula Al-Quran menyatakan dalam ayatnya bahwa: ‘Hai Isa, . . . Aku akan membersihkan engkau dari tuduhan orang-orang kafir’ (S.3 Ali Imran:56) yang berarti Allah s.w.t. akan membersihkan sangkaan palsu dengan membuktikan kebersihan beliau dan menggagalkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh umat Yahudi dan Kristiani. Ayat ini merupakan nubuatan akbar. Orang Yahudi karena mengira Yesus mati di kayu salib, lalu menganggap beliau sebagai orang yang terkutuk dan tidak patut memperoleh kasih Tuhan, bahwa nurani Yesus karena laknat telah berbalik dan membenci Tuhan-nya. Kalbu beliau diselimuti tabir tebal kegelapan dan mencintai dosa serta menjauhi kebaikan. Hati itu telah melepaskan diri dari Tuhan-nya dan menjadi pengikut Iblis. Tuduhan yang sama (bahwa beliau terkutuk) juga dilakukan oleh umat Kristiani. Hanya saja umat Kristiani lalu mengkombinasikan kedua posisi yang bertentangan tersebut. Mereka menyebut Yesus sebagai Anak Tuhan tetapi juga menyatakan beliau itu terkutuk ( Galatia 3:13). Padahal mereka menyatakan bahwa seseorang yang terkutuk adalah Putra Kegelapan atau bahkan Iblis itu sendiri. Tuduhan kotor seperti itulah yang dilontarkan kepada Yesus a.s. Namun nubuatan dalam Al-Quran tersebut menunjukkan akan datang saatnya ketika Tuhan akan membersihkan nama baik Yesus, yaitu sekarang inilah. Ketidakbersalahan Yesus menjadi jelas bagi orang-orang yang berfikir berkat pembuktian Rasulullah s.a.w. karena beliau dan Al-Quran memberikan kesaksian kalau semua tuduhan terhadap Yesus tersebut tidak mempunyai dasar. Hanya saja pembuktian tersebut amat halus dan lebih banyak bersifat argumentasi sehingga kurang meyakinkan bagi umat awam. Sebagaimana peristiwa penyaliban itu adalah hal yang nyata dan diketahui umum, maka rasa keadilan samawi juga menuntut agar pembuktian kebersihan beliau juga diperlihatkan secara nyata. Kebersihan Yesus a.s. tidak saja didasarkan pada argumentasi tetapi juga diperlihatkan secara nyata. Mata beratus ribu orang sudah menyaksikan sendiri makam Yesus a.s. yang ada di kota Srinagar, Kashmir. Sebagaimana beliau disalibkan di Golgota (artinya tempat sri), begitu juga makam beliau ada tempat sri yaitu Srinagar.
Tempat Yesus disalibkan disebut Gilgit (Golgota) atau sri sedangkan tempat makam beliau ditemukan di akhir abad sembilanbelas juga bernama Gilgit atau sri. Kemungkinan kota Srinagar berdiri sejak masa Yesus a.s. dan untuk memperingati kejadian penyaliban maka tempat tersebut diberi nama Gilgit. Nama kota Lhasa sendiri berasal dari bahasa Iberani yang artinya ‘kota dari dia yang patut dihormati’ dan kota ini mungkin muncul di masa Yesus berada di sana. Hadith sahih menunjukkan bahwa menurut Rasulullah s.a.w., usia nabi Isa a.s. adalah 125 tahun. Semua sekte dalam agama Islam meyakini kalau Yesus a.s. memiliki dua karakteristik unik tentang diri beliau yang tidak terdapat pada nabi lain, yaitu (1) beliau hidup sampai usia lanjut yaitu 125 tahun, (2) beliau mengembara ke berbagai bagian di dunia dan karena itu disebut sebagai ‘nabi pengembara.’ Karena itu jika dikatakan beliau naik ke langit pada usia 33 tahun maka pernyataan usia beliau 125 tahun itu menjadi tidak benar. Begitu juga beliau belum akan sempat berjalan jauh bila umur beliau hanya 33 tahun. Fakta tersebut tidak hanya terdapat dalam Hadith sahih saja tetapi merupakan hal yang diketahui umum di antara semua sekte agama Islam. Kitab Kamz-ul-Ummal (jilid dua) yang merupakan kumpulan Hadith yang komprehensif di halaman 34 merawikan hadith dari Abu Huraira yang berbunyi: ‘Allah s.w.t. mewahyukan kepada Yesus “Wahai Isa, berpindahlah dari satu tempat ke tempat lain agar engkau tidak dikenali dan dianiaya.”’ Dalam buku yang sama berdasarkan penuturan Jabar dikemukakan bahwa Yesus selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Beliau bepergian dari satu negeri ke negeri lain dan pada malam hari bermalam dimana beliau berada, ia akan memakan daun-daunan dan buah hutan serta minum dari air yang jernih (Jilid 2, halaman 71) Masih dalam buku yang sama terdapat penuturan Abdullah bin Umar yang menyampaikan ‘Rasulullah s.a.w. menyatakan bahwa mereka yang paling disukai di hadapan Allah adalah para ‘Gharib.’ Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan Gharib, beliau menjawab: orang yang seperti Isa Al-Masih yang meninggalkan negerinya karena keimanannya (Jilid 6, halaman 51)
H.M.G.A