Apa gerangan yang telah memasukanmu ke dalam neraka? Mereka akan menjawab, ‘Kami tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sembahyang. Dan kami tidak memberi makan orang-orang miskin. Dan kami berceloteh bersama mereka yang sibuk berceloteh. Dan kami terus-menerus mengingkari hari pembalasan.’ (S.74 Al-Muddatstsir : 43-47)
Ciri-ciri suatu masyarakat materialistis dan tidak bertuhan telah dikemukakan di atas secara lengkap dan tepat. Ciri-ciri itu adalah :
1 Tidak melaksanakan sembahyang.
2 Tidak memberi makan kepada fakir miskin.
3 Mengejar kesenangan yang sia-sia.
4 Menyangkal akan adanya pertanggungjawaban di Hari Kiamat.
Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita hilangkan dahulu kerancuan yang akan menyulitkan diagnosa keadaan suatu masyarakat. Bahkan pada masyarakat yang kepercayaannya pada Tuhan terlihat kuat serta nyata dan mereka meyakini adanya akhirat sebagai bagian integral dari agama mereka, ternyata kejahatan merajalela yang sebenarnya sulit dipahami bisa ada di tengah pengikut Tuhan dan akhirat dengan kewajiban pertanggung-jawabannya (akuntabilitas).
Muncul pertanyaan, mengapa di masyarakat yang percaya akan Tuhan dan adanya akhirat, materialisme bisa mengakar sedemikian dalamnya? Jawabannya sebenarnya tidak sulit kalau kita teliti kepercayaan mereka secara lebih mendalam. Kenyataan yang ada ialah kepercayaan ketuhanan yang bersifat semu tidak dapat mempengaruhi perilaku kemasyarakatan para penganutnya. Hal ini karena kepercayaan tersebut hanya bersifat akademis dan tidak pernah diterapkan dalam perilaku keagamaan yang bertanggungjawab. Bagaimana mungkin keimanan yang tulus kepada Tuhan berada bersamaan dengan kebohongan, kepalsuan, egoisme yang ekstrim, pengelabuan hak orang lain, korupsi dan kekejaman? Konsep ketuhanan dalam masyarakat demikian hanya bersifat kosmetik, amat maya untuk dapat berperan dalam pembentukan perilaku manusia. Begitu juga dengan kepercayaan pada akhirat dan pertanggungjawaban hanya merupakan bayangan semu dari ajaran semula. Setiap saat, kepentingan individu pada waktu itu selalu mendominasi dan mengabaikan pertimbangan mengenai kehidupan akhirat.
Jika kita berbicara mengenai masyarakat materialistis, kita tidak hanya berbicara mengenai masyarakat yang tegas-tegas menolak pemikiran mengenai ketuhanan dan kehidupan akhirat. Kebanyakan masyarakat theistis atau pun atheistis mungkin terlihat bertentangan secara diametral dalam ideologi mereka, namun nyatanya mereka memiliki sangat banyak persamaan.
0 komentar:
Posting Komentar