Menurut Al-Quran, keberhasilan dan kemenangan akhir suatu ajaran tergantung sepenuhnya pada keampuhan argumentasinya dan bukan pada kekuatan material yang dikuasainya. Al-Quran mengatur mengenai hal ini dengan sangat jelas dan tegas. Dikemukakan bahwa meskipun digunakan kekuatan yang amat perkasa guna menghapuskan kebenaran dan membenarkan kebathilan, usaha-usaha demikian akan kalah juga. Nalar pikiran tetap saja akan menang atas kekerasan senjata material. Sebagai contoh, Al-Quran menyatakan :
... Tetapi berkata mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Allah pada suatu hari: “Berapa kali golongan yang sedikit telah mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar maka janganlah takut. (S.2 Al-Baqarah : 250)
Konsep mengenai keunggulan Islam perlu dipahami dalam konteks perintah samawi di atas. Di bagian lain Al-Quran mengemukakan :
... Allah ridha akan mereka dan mereka ridha kepada-Nya. Mereka itu golongan Allah. Ketahuilah sesungguhnya golongan Allah-lah orang-orang yang berhasil. (S.58 Al-Mujadila : 23)
Ketika saat perang Badar (perang pertama dalam sejarah Islam), pasukan besar penyembah berhala Mekah dihadapkan pada sejumlah kecil prajurit Muslim yang jumlah maupun persenjataannya jauh kalah, dimana mereka terpaksa bertempur mempertahankan keimanannya dan bukan keselamatan dirinya sendiri. Mengenai ini Al-Quran mengatakan:
... Supaya binasalah orang-orang yang telah binasa dengan keterangan yang jelas, dan supaya hiduplah orang yang telah hidup dengan keterangan yang jelas. (S.8 Al-Anfal : 43)
Inilah prinsip abadi yang amat berperan dalam evolusi manusia. Esensi daripada amanah tersebut adalah keberhasilan dari mereka yang terbaik (survival of the fittest). Hal ini juga yang menjadi methodologi daripada evolusi kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar